Kita bersiap membawa sastra Indonesia ke pentas masyarakat
internasional, janganlah lupa untuk menjaga beratus sastra daerah yang
justru terdesak oleh bahasa Indonesia. Kita dapat mengadopsi cara pikir
proyek Yayasan Lontar, bahwa sastra daerah sangat berharga untuk
dialihbahasakan ke bahasa Indonesia agar masyarakat Indonesia juga
mengenal sastra daerah dan tidak hanya mengenalnya hanya sebagai sumber
seni pertunjukkan. Dengan cara demikian, kekayaan sastra daerah dan
seni tradisi tetap terpelihara sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Maka,
sudah menjadi kewajiban dari lembaga-lembaga pemerintahan di semua
level, daerah hingga pusat, untuk memulai proyek semacam itu. Tetapi
diperlukan kecermatan untuk melakukan alihbahasa agar tidak
menginterupsi kesinambungan original sastra daerah.
Apabila
dua tugas itu dapat berjalan lancar, sastra Indonesia akan memasuki
babak baru, di mana sekat-sekat wilayah tidak lagi menjadi batas.
Daerah-daerah adalah persemaian sastrawan berkaliber nasional ketika
sastra Indonesia akan disuarakan menjadi sastra dunia. Perbedaan bahasa
akan menjadi rahmat penyumbang keragaman sastra, kesemarakan, sehingga
tidak ada lagi dominasi bahasa terhadap bahasa lainnya. Semua bahasa
adalah sama berkualitas, sama indah.
Bergantung
pada pemilik bahasa, banggakah menggunakan bahasa sendiri dan
sanggupkah melahirkan karya dengan bahasa tersebut? Sudah saatnya
penjajahan bahasa diakhiri. Kita berharap proyek ”Modern Library of Indonesia”
akan mendatangkan efek domino dalam semesta kebahasaan Indonesia dan
akan membuka mata, menginsyafkan agen-agen “penjajah bahasa” yang
bercokol di dalam negeri. Kita berharap pula, mereka yang memerangi
bahasa dan sastra Indonesia sebagai bahasa “kelas dua” akan beralih
secara sukarela berbalik menjadi juru bicara bahasa Indonesia di hadapan
komunitas internasional. Di luar sastra, bangsa Indonesia juga
membutuhkan wakil-wakil di semua bidang yang sanggup menunjukkan pada
komunitas ilmiah internasional bahwa hasil karya intelektual berbahasa
Indonesia tidak kalah dengan masyarakat negeri lain.
+ comments + 1 comments
As reported by Stanford Medical, It is indeed the one and ONLY reason this country's women live 10 years longer and weigh on average 42 lbs lighter than we do.
(And really, it really has NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and really, EVERYTHING related to "how" they eat.)
P.S, What I said is "HOW", and not "WHAT"...
CLICK this link to reveal if this easy questionnaire can help you unlock your real weight loss potential
Post a Comment