Latest Post
Showing posts with label FONOLOGI. Show all posts
Showing posts with label FONOLOGI. Show all posts

Definisi, Jenis dan Perbedaan dari Bunyi huruf Vokal & Konsonan

Definisi, Jenis dan Perbedaan dari Bunyi huruf Vokal & Konsonan - Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang apa bunyi huruf vokal itu? apa defenisi dari huruf vokal? ada berapa jenis huruf vokal itu?. Bagaimana dengan huruf konsonan? definisi dan macam macam dari huruf konsonan? lalu apa perbedaan huruf vokal dengan huruf konsonan? jawabannya akan kita temukan dalam artikel kita kali ini.. jadi pastikan teman teman tidak tertidur ya ^_^.


Perbedaan bunyi Huruf Vokal dengan bunyi Huruf Konsonan ( Definisi )


Secara umum bunyi bahasa dibedakan atas vokal, konsonan, dan semivokal. Perbedaan antara vokal dan konsonan didasarkan pada ada atau tidaknya hambatan (proses artikulasi) pada alat bicara.


Singkatnya:

Definisi Bunyi Huruf Vokal

Bunyi Huruf Vokal adalah Bunyi yang tidak disertai hambatan pada alat bicara , Hambatan hanya terdapat pada pita suara , Tidak terdapat artikulasi , Semua vokal dihasilkan dengan bergetarnya pita suara , Dengan demikian semua vokal adalah bunyi suara.

Definisi Bunyi Huruf Konsonan

Bunyi Huruf Konsonan adalah Bunyi yang dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara, Terdapat artikulasi , Konsonan bersuara adalah konsonan yang dihasilkan dengan bergetarnya pita suara , Konsonan tidak bersuara adalah konsonan yang dihasilkan tanpa bergetarnya pita suara.


Macam macam Bunyi Huruf Vokal & ( Definisinya )

Bunyi vokal dibedakan berdasarkan posisi tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, struktur, dan bentuk bibir. Dengan demikian, bunyi vokal tidak dibedakan berdasarkan posisi artikulatornya karena pada bunyi vokal tidak terdapat artikulasi. Artikulator adalah bagian alat ucap yang dapat bergerak. Klasifikasi vokal sebagai berikut :

1. Vokal berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah.

Vokal Tinggi = [ i ], [ I ], [ u ], [ U ]
Vokal Madya = [ e ], [ �� ], [ e ], [ o ], [ c ]
Vokal Rendah = [ a ]


2. Vokal berdasarkan bagian lidah (depan, tengah, belakang) yang bergerak (gerak naik turunnya lidah).

Vokal Depan = [ i ], [ I ], [ e ], [ �� ], [ a ]
Vokal Tengah = [ a ]
Vokal Belakang = [ o ], [ c ], [ u ], [ U ]


3. Vokal berdasarkan posisi strukturnya

Struktur adalah keadaan hubungan posisional artikulator aktif dan artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak menuju alat ucap yang lain saat membentuk bunyi bahasa. Artikulator pasif adalah alat ucap yang dituju oleh artikulator aktif saat membentuk bunyi bahasa.

Dalam bunyi vokal tidak terdapat artikulasi, maka struktur untuk vokal ditentukan oleh jarak lidah dengan langit-langit. Menurut strukturnya, vokal dapat dibedakan seperti uraian berikut.
a. Vokal tertutup (close vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit. Vokal tertutup antara lain [ i ], [ u ].
b. Vokal semitertutup (half-close) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di bawah tertutup atau dua per tiga di atas vokal terbuka. Vokal semitertutup antara lain [ e ], [ o ], [ I ], [ U ].
c. Vokal semiterbuka (half-open) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di atas terbuka atau dua per tiga di bawah vokal tertutup. Vokal semiterbuka antara lain [ a ], [ �� ], [ c ].
d. Vokal terbuka (open vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin. Vokal terbuka adalah [ a ].

4. Vokal berdasarkan bentuk bibir saat vokal diucapkan.

Vokal tidak bulat/unrounded vowels (bibir tidak bulat dan terbentang lebar) = [ i ], [ I ], [ e ], [ �� ], [ e ]
Vokal netral/neutral vowels (bibir tidak bulat dan tidak terbentang lebar) = [ a ]
Vokal bulat/rounded vowels (bibir bulat) Terbuka bulat = [ c ]
Vokal bulat/rounded vowels (bibir bulat) Tertutup bulat = [ o ], [ u ], [ U ]




Bunyi vokal dapat diucapkan dengan memanjangkan atau memendekkan vokal tersebut. Pemanjangan dan pemendekan pengucapan vokal dapat mengubah maksud pembicaraan. Pemanjangan vokal diberi tanda [ . . . ] di atas bunyi yang dipanjangkan atau tanda [ . . . : ] di samping kanan bunyi yang dipanjangkan.


Contoh:

Frasa tatap muka [ t a t a p ] [ m u k a ] bila vokal [ u ] dilafalkan pendek maka akan bermakna bertemu . Namun, jika vokal [ u ] dilafalkan memanjang [ t a t a p ] [ m u : ] [ k a ] maka akan menimbulkan makna menatapmu dan bunyi [ k a ] seakan-akan menghilang.
Dalam kehidupan sehari-hari pemanjangan dan pemendekan vokal jarang ditemui. Pemanjangan dan pemendekan vokal biasa ditemui dalam dunia hiburan, seperti pada dagelan atau acara humor dan komedi.


Macam macam Bunyi Huruf Konsonan & ( Definisinya )


Konsonan dibedakan menurut:

1. cara hambat (cara artikulasi) atau cara pengucapannya;
2. tempat hambat (tempat artikulasi);
3. hubungan posisional antara penghambat-penghambat atau hubungan antara artikulator pasif; dan
4. bergetar tidaknya pita suara.

Klasifikasi konsonan berdasarkan cara pengucapan atau cara artikulasi seperti uraian berikut.


1. Konsonan Hambat Letup (Stops, Plosives)

Konsonan hambat letup ialah konsonan yang terjadi dengan hambatan penuh arus udara. Kemudian, hambatan itu dilepaskan secara tiba-tiba. Berdasarkan tempat artikulasi, konsonan hambat letup dibedakan seperti berikut.
a. Konsonan hambat letup bilabial. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir atas. Bunyi yang dihasilkan [ p, b ].
b. Konsonan hambat letup apiko-dental. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya gigi atas. Bunyi yang dihasilkan [ t, d ].
c. Konsonan hambat letup apiko-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya langitlangit keras (langit-langit atas). Bunyi yang dihasilkan [ t , d ]. [ t ] ditulis th sedangkan [ d ] ditulis dh.
d. Konsonan hambat letup medio-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langitlangit keras. Bunyi yang dihasilkan [ c, j ].
e. Konsonan hambat letup dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langitlangit lunak (langit-langit bawah). Bunyi yang dihasilkan [ k, g ].
f. Konsonan hamzah. Konsonan ini terjadi dengan menekan rapat yang satu terhadap yang lain pada seluruh pita suara, langit-langit lunak beserta anak tekak di tekan ke atas sehingga arus udara terhambat beberapa saat. Bunyi yang dihasilkan [ ? ].

2. Konsonan Nasal (Sengau)

Konsonan nasal (sengau) ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat rapat (menutup) jalan udara dari paru-paru melalui rongga hidung. Bersama dengan itu langit-langit lunak beserta anak tekaknya diturunkan sehingga udara keluar melalui rongga hidung. Berdasarkan tempat artikulasinya, konsonan nasal dibedakan sebagai berikut.
a. Konsonan nasal bilabial. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir atas. Nasal yang dihasilkan [ m ].
b. Konsonan nasal medio-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras. Nasal yang dihasilkan ialah [ ñ ].
c. Konsonan nasal apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya gusi. Nasal yang dihasilkan ialah [ n ].
d. Konsonan nasal dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak. Nasal yang diberikan [ h ].

3. Konsonan Paduan ( i tes)

Konsonan paduan adalah konsonan hambat jenis khusus. Tempat artikulasinya ialah ujung lidah dan gusi belakang. Bunyi yang dihasilkan [ts , d5]. Bunyi [ ts ] ditulis ch sedangkan bunyi [d5] ditulis dg.

4. Konsonan Sampingan ( te ls)

Konsonan sampingan dibentuk dengan menutup arus udara di tengah rongga mulut sehingga udara keluar melalui kedua samping atau sebuah samping saja. Tempat artikulasinya ujung lidah dengan gusi. Bunyi yang dihasilkan [ I ].

5. Konsonan Geseran atau Frikatif

Konsonan geseran atau frikatif adalah konsonan yang dibentuk dengan menyempitkan jalan arus udara yang diembuskan dari paruparu, sehingga jalan udara terhalang dan keluar dengan bergeser. Menurut artikulasinya, konsonan geseran dibedakan sebagai berikut.
a. Konsonan geseran labio-dental. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya gigi atas. Bunyi yang dihasilkan [ f , v ].
b. Konsonan geseran lamino-alveolar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya daun lidah (lidah bagian samping) dan ujung lidah sedangkan artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan [ s , z ].
c. Konsonan geseran dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak. Bunyi yang dihasilkan [ x ].
d. Konsonan geseran laringal. Konsonan ini terjadi jika artikulatornya sepasang pita suara dan glotis dalam keadaan terbuka. Bunyi yang dihasilkan [ h ].

6. Konsonan Getar ( ills, i ts)

Konsonan getar ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat jalan arus udara yang diembuskan dari paru-paru secara berulang-ulang dan cepat. Menurut tempat artikulasinya konsonan getar dinamai konsonan getar apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktif yang menyebabkan proses menggetar adalah ujung lidah dan artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan [ r ].

7. Semivokal

Bunyi semivokal termasuk konsonan. Hubungan antarpenghambat dalam mengucapkan semivokal adalah renggang terbentang atau renggang lebar. Berdasarkan hambatannya, ada dua jenis semivokal sebagai berikut.
a. Semivokal bilabial, semivokal ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator pasif adalah bibir atas. Bunyi yang dihasilkan adalah bunyi [ w ].
b. Semivokal medio-palatal, semivokal ini terjadi jika artikulator aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras. Bunyi yang dihasilkan [ y ].

Ingatlah!

Cara mengucapkan atau melafalkan bunyi dalam bahasa Indonesia dapat dituliskan dengan lambang fonetis.

Demikian artikel Definisi, Jenis dan Perbedaan dari Bunyi huruf Vokal & Konsonan - semoga apa yang baru saja kita pelajari dapat berguna untuk kita semua.
 

JENIS ARTIKULASI DAN KLASIFIKASI BUNYI BAHASA

A. Jenis-jenis Artikulasi
Pada bahasan sebelumnya telah dipelajari alat-alat ucap dengan baik. berbagai bunyi yang kta dengar dari alat bunyi merupakan hasil macam-macam penyekatan atau rintangan terhadap udara yang ditiupkan ke dalamnya. Paru-paru dapat menghembuskan udara ke tempat alat ucap yang ada di atasnya melalui tenggorokan dan kerongkongan dapat mengalami macam-macam penyekatan dan rintangan. Rongga yang dilalui aliran udara itu dapat berubah-ubah bentuknya disebabkan oleh jenis-jenis gerakan artikulator.

Artikulator adalah bagian alat ucap yang dapat bergerak dan menyentuh daerah artikulasi. Daerah artikulasi atau titik artikulasi selalu berada pada posisi tetap, tidak dapat bergerak. Sebagai akibat dari gerakan artikulator-artikulator yang menyentuh titik artikulasi terjadilah jenis-jenis artikulasi. Jenis-jenis artikulasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Hentian (stop), terjadi karena aliran udara terhenti sepenuhnya pada suatu tempat oleh alat ucap yang menutup rapat, sehingga terbentuklah bunyi-bunyi seperti p, b, t, d, k, g.
2) Spiran, terjadi bila rongga tempat udara lewat menyempit sehingga terbentuklah bunyi-bunyi berdesis seperti s,sy,z.
3) Getar atau trill, terjadi bila salah satu alat ucap bergetar sehingga terbentuk bunyi r.
4) Vokal, terjadi bila udara yang keluar dari paru-paru boleh dikatakan tidak mendapat rintangan, sedangkan rongga mulut berubah-ubah bentuknya karena gerakan lidah dan bibir, sehingga terbentuklahh bunyi-bunyi seperti a, i, u, e, o.
5) Frikatif, pada dasarnya jenis artikulasi ini termasuk ke dalam spiran. Bunyi f, v, dan sebagainya menjadi bunyi yang dihasilkan jenis bunyi ini. 

B. Klasikfikasi Bunyi Bahasa
Akhir-akhir ini, pada umumnya orang lebih suka mengklasifikasikan bunyi bahasa menjadi dua kelas yaitu vokal dan konsonan. Di bawah ini terlebih dahulu akan diuraikan kelas bunyi vokal (vokoid).

Vokal merupakan bunyi bahasa yang dihasilkan dengan melibatkan pita siara tanpa penyempitan dan penutupan pada daerah artikulasi.

Yang dimaksud vokoid ialah bunyi-bunyi bahasa yang terjadi karena udara dari paru-paru ke luar dengan bebas tidak mengalami rintangan sesuuatu apa pun. Celah pita suara yang dilalui udara tidak ter lalu longgar, akan tetapi agak menyempit saja. Vokoid semacam ini pada dasarnya termasuk bunyi yang bersuara, artinya selaput suara ikut bergetar sewaktu ada hembusan udara dari laring. Yang mempengaruhi bunyi vokoid selain jalan udara yang ditempuh juga lidah dan bibir. Vokoid mungkin merupakan bunyi oral, karena aliran udara seluruhnya mengalir lewat mulut atau sebaliknya termasuk bunyi nasal karena aliran udara seluruhnya lewat rongga hidung. Sehubungan dengan terjadinya vokoid, maka bagian-bagian lidah yang berfungsi sebagai artikulator memegang peranan penting sebagai pembentuk bunyi tersebut, misalnya depan lidah (pembentuk vokoid depan), tengah lidah (pembentuk vokoid pusat/tengah), dan belakang lidah (pembentuk belakang).
 
Secara artikulatoris, vokal dapat diklasifikasikan lagi ke dalam beberapa kelas tertentu. Pengklasifikasian ini dapat dilihat dari posisi lidah dan bentuk bibir ketika bunyi bahasa itu diproduksi. Agar lebih spesifik, berikut ini adalah klasifikasi vokal menurut posisi lidah, bentuk bibir, artikilator yang bergerak maupun dari jumlah vokal.
1) Dilihat dari Posisi Lidah
Posisi lidah dalam memroduksi bunyi bahasa akan mempengaruhi terhadap bunyi yang dihasilkan. Maka dari itu, terdapat beberapa jenis vokal apabila dilihat dari posisi lidah ketikan memroduksi bunyi. Jenis vokal yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) vokal tinggi.
b) vokal tengah; dan
c) vokal rendah.
2) Dilihat dari bagian lidah yang bergerak
Bergerak atau tidaknya lidah dalam memroduksi bunyi bahasa akan menghasilkan bunyi bahasa yang berbeda, untuk itu ada pengklasifikasian jenis vokal menurut bagian lidah yang bergerak. Adapun pengklasifikasian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) vokal depan/datar;
b) vokal belakang; dan
c) vokal tengah.
3) Dilihat dari bentuk bibir
Bentuk bibir yang dimaksud dalam pengklasifikasian jenis vokal berikut adalah bentuk bibir ketika proses produksi bunyi bahasa. Bentuk bibir ketika memroduksi bahasa terbagi atas dua jenis vokal yakni
a) vokal bundar; dan
b) vokal tak bundar
4) Dilihat dari jumlah vokal
Jumlah vokal ketika ujaran atau bunyi bahasa itu terdiri atas dua jenis vokal. Kedua jenis vokal tersebut adalah:
a) vokal tunggal (dasar); dan
b) vokal rangkap (diftong), dalam bahasa Indonesia hanya ada difong naik.
Di atas telah dipaparkan secara singkat bahasan mengenai vokal dan pembentukkannya. Selanjutnya kita akan membahas konsonan sebagai salah satu jenis fonem beserta pembentukkannya.

Konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan mempergunakan artikulasi pada salah satu bagian alat bicara. Berlainan dengan pembentukkan vokal, pembentukan konsonan dilakukan dengan jalan merintangi aliran udara yang keluar dari paru-paru. Rintangan bisa dilakukan dalam rongga tenggorokan, rongga mulut, dan rongga bibir. Semua bunyi konsonan adalah bunyi kontoid. Udara yang dihembuskan dari paru-paru bisa lewat rongga mulut sehingga bunyi yang terjadi disebut bunyi oral; dapat juga lewat hidung sehingga bunyi yang dihasilkan disebut bunyi nasal.

Bunyi kontoid ialah bunyi yang terjadi jika aliran udara yang dihembuskan dari paru-paru mendapat rintangan atau halangan baik penuh maupun sebagian. Klasifikasi vokoid dapat dilakukan dengan dasar-dasar sebagai berikut.
1) Menurut dasar ucapannya (artikulator dan titik artikulasi), kontoid dapat dibedakan menjadi enam yakni: labial, dental, palatal, trill, dan semi vokal.
2) Menurut cara pengucapannya atau ada tidak adanya halangan, kontoid dapat dibedakan menjadi lima yakni hambat, spiran, lateral, trill dan semi vokal.
3) Didasarkan pada getar atau tidaknya selaput suara, kontoid dapat dibedakan menjadi dua yakni, bersuara dan tidak bersuara.
4) Didasarkan pada jalan keluarnya udara dari paru-paru, kontoid dapat dibedakan menjadi dua yakni, oral dan nasal.
5) Kombinasi dari berbagai kriteria di atas sehingga akan menghasilkan nama bunyi yang kombinasi juga.

Biasanya konsonan diklasifikasikan berdasarkan tiga hal yang ikut menentukannya yaitu dasar ucapan, cara melisankan, dan getaran pita suara. Bunyi yang dibentuk dengan getaran pita suara adalah bunyi bersuara.

Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa artikulator adalah alat ucap yang dapat bergerak, sedangkan daerah artikulasi merupakan alat ucap yang tidak dapat bergerak. Artikulator tertentu biasanya menghampiri atau merapat pada daerah artikulasi tertentu secara tetap. Post dorsum, misalnya, selalu mengartikulasi ke arah velum, tidak pernah mengartikulasi ke arah prae-palatum. Aspek tidak pernah berartikulasi ke arah velum. Titik artikulasi yang merupakan titik pertemuan antara artikulator dan daerah artikulasi ialah bilabial, labiodental, apikodental, apikoalveolar, apikopalatal, dorsovelar, dan glotal. Nama konsonan disesuaikan dengan titik artikulasi pada pembentukan konsonan yang bersangkutan. Pertemuan antara bibir bawah dan bibir atas disebut bilabial (dua bibir), bunyi yang terjadi disebut bunyi bilabial seperti [p], [b], dan [m].

Labiodental ialah pertemuan antara bibir dan gigi. Bunyi laiodental ialah [f]. Bunyi apikoalveolar terjadi karena ujung lidah (apeks) menyentuh alveolar. Konsonan [d] adalah bunyi apikoalveolar. Bunyi dorsoveolar ialah [k], [g], [nj]. Bunyi glotal terjadi di tenggorokan [?] terjadi bila glotis menutup, [h] terjadi bila glotis tetap terbuka. Bunyi [h] sering kali juga dianggap bunyi faringgal. Memang ada dua macam desah, ada yang faringgal ada yang laringgal. Dengan demikian lambang fonetiknya haruslah dibedakan.

Di samping dasar ucapan, klasifikasi konsonan harus dilakukan pula berdasarkan jenis ucapan (cara ucapan). Terdapat lima jenis artikulasi yaitu hentian (stop), spiran, sengau, lateral, getar. Yang termasuk konsonan hentian ialah [p], [b], [t], [d], [c], [j], [k], dan [g]. Bunyi-bunyi itu disebut plosif atau eksplosif sebab dibentuk dengan jalan menutup jalan udara secara sementara saja kemudian dibuka sehingga terjadi letupan. Penutupan jalan udara itu biasa terjadi karena bibir atas dan bawah dirapatkan (bilabial); bisa juga terjadi karena bibir disentuhkan dengan gigi, atau alveolo (apikodental atau apiko alveolar) kalau penutupan itu terjadi karena dorsum dilekatkan pada velum maka akan terjadi bunyi-bunyi dorsovelar.

Berdasarkan paparan-paparan di atas, maka dapat diklasifikasikan jenis-jenis konsonan menurut proses memroduksi bunyi bahasa. Adapun jenis-jenis konsonan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Konsonan Letupan, dihasilkan dengan cara udara dihambat kemudian diletupkan oleh artikulator. Konsonan letupan dibagi atas lima jenis yaitu:
a) yang dihasilkan di antata bibir [p], [b];
b) yang dihasilkan oleh ujung lidah dan langit-langit keras;
c) yang dihasilkan oleh ujung lidah dan lengkung kaki gigi [t], [d];
d) yang dihasilkan oleh tengah lidah dan langit-langit keras [c], [j];
e) yang dihasilkan oleh pangkal lidah dan langit-langit tekak [k], [g].
2) Gugus/Klaster, konsonan rangkap atau lebih yang termasuk dalam satu suku kata yang sama
3) Konsonan Sengau, dihasilkan dengan menutup arus udara keluar dari rongga mulut dengan membuka agar dapat keluar melalui hidung. Konsonan sengau dibagi atas empat jenis yaitu:
a) dihasilkan antara bibir [m]
b) dihasilkan ujung lidah dan lengkung gigi atas/gusi [n]
c) dihasilkan tengah lidah dan langit-langit keras [ny]
d) dihasilkan pangkal lidah dan langit-langit lunak [ng]
4) Konsonan Samping, konsonan yang dihasilkan dengan menghalangi arus udara sedemikian rupa sehingga dapat keluar hanya melalui sebelah/kedua belah sisi lidah. Tempat artikulasinya adalah ujung lidah dengan lengkung kaki gigi [l]
5) Konsonan Geseran/Frikatif, konsonan yang dihasilkan oleh alur yang amat sempit sehingga sebagian besar arus udara terhambat. Penghambatan terjadi pada:
a) penyempitan dinding varing dan pangkal lidah [h];
b) penyempitan pangkal lidah dan anak tekak [r];
c) penyempitan daun lidah dan lengkung kaki gigi [s], [z]; dan
d) penyempitan bibir bawah dan gigi atas [f], [v].
6) Konsonan Paduan/Afrikat, dihasilkan dengan menghambat arus udara pada salah satu tempat artikulasi secara implosif lalu dilepaskan secara penyempitan
7) Konsonan Getaran [r]
8) Konsonan Kembar, yang diperpanjang pelafalannya.
 
 
Support : Makrus Sahlan | Makrus twitter | Blog PMR
Copyright © 2011. Makrus Bindo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger