1. Salah satu sifat hakikat manusia
adalah kemampuan untuk menyadari dirinya sendiri. Jelaskanlah maksudnya dan
bagaimana penerapan sifat ini dalam pelaksanaan pendidikan !
Jawab :
Kemampuan Menyadari Diri
Kemampuan Menyadari Diri
Kaum Rasionalis menunjuk kunci perbedaan manusia dengan
hewan pada adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat
adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia maka manusia
menyadari bahwa dirinya (akunya) memiliki ciri khas atau karakteristik diri.
Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan aku-aku yang lain
(ia, mereka) dan dengan non-aku (lingkungan fisik) di sekitarnya.
Bahkan bukan hanya membedakan, lebih dari itu manusia dapat membuat jarak
(distansi) dengan lingkungannya, baik yang berupa pribadi maupun
nonpribadi/benda. Orang lain merupakan pribadi-pribadi di sekitar, adapun
pohon, batu, cuaca dan sebagainya merupakan lingkungan nonpribadi. Kemampuan
membuat jarak dengan lingkungannya berarah ganda, yaitu arah ke luar dan ke dalam.
· Pandangan arah kedalam, akan
memberi status lingkungan sebagai subyek berhadapan dengan aku sebagai obyek.
(Penting untuk pengembangan sosial)
· Pandangan arah keluar,
memandang lingkungan sebagai obyek, aku sebagai obyek yang memanipulasikan
lingkungan untuk aku, berpuncak pada egoisme. (Penting untuk pengembangan
individualitet)
Cara
penerapan sifat ini dalam pelaksanaan pendidikan sekarang ini yakni pendidik
harus menciptakan suasana pendidikan yang kondusif, yang menyenangkan, yang
merangsang rasa ingin tahu yang lebih kuat, memungkinkan peserta didik merasa
bergairah, memiliki percaya diri yang positif dan dapat mengembangkan
kreativitasnya secara optimal sehingga hal itu akan membantu peserta didik
untuk mengembangkan kepribadiannya atau menemukan dirinya sendiri.
2. Tujuan utama pendidikan adalah untuk
mengembangkan 4 dimensi kemanusiaan. Jelaskanlah bagaimana pelaksanaan
pendidikan yang sesuai dengan pengembangan keempat dimensi tersebut !
Jawab :
Pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan pengembangan keempat dimensi kemanusiaan adalah pendidikan yang diberikan harus dapat mengembangkan keempat dimensi kemanusiaan itu secara seimbang. Potensi jasmaniah dan rohaniah manusia harus mendapatkan pelayanan yang seimbang. Pengembangan potensi individual peserta didik janganlah sampai mengabaikan dimensi kehidupan sebagai makhluk sosial sebab jika salah satu dimensi kehidupan manusia terabaikan dalam proses pengembangannya maka akan menimbulkan masalah baik dalam kehidupan manusia secara individual maupun sosial, baik dalam kehidupannya secara horizontal maupun vertikal.
Pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan pengembangan keempat dimensi kemanusiaan adalah pendidikan yang diberikan harus dapat mengembangkan keempat dimensi kemanusiaan itu secara seimbang. Potensi jasmaniah dan rohaniah manusia harus mendapatkan pelayanan yang seimbang. Pengembangan potensi individual peserta didik janganlah sampai mengabaikan dimensi kehidupan sebagai makhluk sosial sebab jika salah satu dimensi kehidupan manusia terabaikan dalam proses pengembangannya maka akan menimbulkan masalah baik dalam kehidupan manusia secara individual maupun sosial, baik dalam kehidupannya secara horizontal maupun vertikal.
3. Guru (pendidk) merupakan unsur yang
sangat penting dan strategis dalam bidang pendidikan. Jelaskanlah pandangan
saudara dan kaitannya dengan proses dan kondisi pendidikan saat ini dan masa
datang !
Jawab :
Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Yang paling penting dalam hal ini adalah faktor guru. Sebab secanggih apapun suatu kurikulum dan sehebat apapun sistem pendidikan, tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam melakukan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan optimal.
Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Yang paling penting dalam hal ini adalah faktor guru. Sebab secanggih apapun suatu kurikulum dan sehebat apapun sistem pendidikan, tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam melakukan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan optimal.
Dengan
kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi dan dapat mengolah program
belajar mengajar, guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi dan
pengadministrasiannya. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi merupakan
kompetensi guru yang sangat penting. Evaluasi dipandang sebagai masukan yang
diperoleh dari proses pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan berbagai komponen yang terdapat dalam suatu proses
belajar mengajar sebab tidak ada satupun usaha untuk memperbaiki mutu proses
belajar mengajar yang dapat dilakukan dengan baik tanpa disertai langkah
evaluasi.
4. Arah perkembangan manusia di kemukakan
oleh 4 aliran konvensional. Jelaskanlah pandangan masing-masing ke-4 aliran
tersebut terhadap pendidikan!
Jawab
·
Aliran Empirisme, perkembangan seseorang
tergantung seratus persen pada pengaruh lingkungan atau pada
pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam kehidupannya, pendidikan memegang
peranan utama dalam membentuk anak didik menjadi apa yang diinginkannya.
Misalnya, ahli patung yang memahat patung dari kayu, batu, atau bahan lainnya
menurut sesuka hatinya.
·
Aliran nativisme, pendidikan itu membiarkan
seseorang bertumbuh berdasarkan pembawaannya sejak lahir. Lingkungan sekitar
tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi
perkembangan, dan pendidikan tidak berpengaruh sama sekali terhadap
perkembangan seseorang. Misalnya, orang
tua yang menginginkan anaknya menjadi pelukis dan mempersiapkan alat-alat untuk
melukis dan mendatangkan guru untuk mengajar melukis, tetapi gagal karena dalam
diri anak tidak ada bakat melukis.
·
Aliran Naturalisme, aliran ini meragukan
pendidikan untuk perkembangan seseorang karena dia dilahirkan dengan pembawaan
yang baik. Pada aliran ini, pendidikan seseorang dikembalikan kepada alam agar
pembawaan seseorang yang baik itu tidak dirusak oleh pendidik atau berkembang
secara spontan, sehingga pendidikan hendaklah dimulai dengan mempelajari
perkembangan anak. Misalnya, untuk membimbing tingkah laku anak, buku tidak
diperlukan, yang penting adalah pengembangan alam atau lingkungan dan berbagai
peristiwa yang terjadi di dalamnya.
·
Aliran Konvergensi, aliran ini mempertemukan atau
mengawinkan dua aliran yang berlawanan di atas diantara nativisme dan
empirisme. Perkembangan seseorang tergantung kepada pembawaan dan lingkungannya
karena keduanya mempengaruhi perkembangan seseorang. Oleh karena itu, pendidik
hendaknya menciptakan suatu lingkungan yang tepat dan cukup kaya atau beraneka
ragam, agar pembawaan dapat berkembang semaksimal mungkin. Misalnya, pada anak
manusia ada pembawaan untuk berbicara, melalui situasi lingkungan anak belajar
berbicara dalam bahasa tertentu.
5. Kemukakanlah pandangan saudara tentang
konsep pendidikan yang paling mendasar untuk diterapkan di Indonesia sampai
saat ini yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara!
Jawab
Dalam
dunia pendidikan, sosok Ki Hadjar Dewatara sebagai Bapak pendidikan bangsa
Indonesia ini banyak mengajarkan berbagai hal yang sangat terkenal di bidang
pendidikan. Konsep pendidikan nasional yang dikemukakan sangat membumi dann
berakar pada budaya nusantara, antara lain tutwuri handayani, “tripusat”
pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat), tringgo (ngerti, ngroso, nglakoni)
(Tauchid, 2004).
·
Sistem Among, Tutwuri Handayani
Kata among itu sendiri berasal dari bahasa
Jawa, mempunyai makna seseorang yang bertugas ngemong dan jiwanya penuh
pengabdian. Sistem among sudah dikenal cukup lama di lingkungan Tamansiswa.
Sistem among merupakan suatu cara mendidik yang diterapkan dengan maksud
mewajibkan kodrat alam anak-anak didiknya. Cara mendidik yang harus diterapkan
adalah menyokong atau memberi tuntunan dan menyokong anak-anak tumbuh dan
berkembang atas kodratnya sendiri. Sistem among ini meletakkan pendidikan
sebagai alat dan syarat untuk anak-anak hidup sendiri dan berguna bagi
masyarakat. Tiap-tiap guru, dalam pola pikir Ki Hajar Dewantara adalah abdi
sang anak, abdi murid, bukan penguasa atas jiwa anak-anak (Sudarto, 2008).
Di lingkungan
Tamansiswa sebutan guru tidak digunakan dan diganti dengan sebutan
pamong. Hubungan antara pamong dan siswa, harus dilandasi cinta kasih,
saling percaya, jauh dari sifat otoriter dan situasi yang memanjakan. Dalam
konsep ini, siswa bukan hanya objek, tetapi juga dalam kurun waktu yang
bersamaan sekaligus menjadi subjek. Ki Hadjar Dewantara menjadikan
tutwuri handayani sebagai semboyan metode among. Sudarto (2008) mengutip
pendapat Ki Soeratman yang menyatakan bahwa sikap tutwuri merupakan perilaku
pamong yang sifatnya memberi kebebasan kepada siswa untuk berbuat sesuatu
sesuai dengan hasrat dan kehendaknya, sepanjang hal itu masih sesuai dengan
norma-norma yang wajar dan tidak merugikan siapa pun
Jadi, tutwuri memberi
kebebasan pada siswa untuk berbuat sekehendak hatinya, namun jika kebebasan itu
akan menimbulkan kerugian, pamong harus memberi peringatan. Handayani merupakan
sikap yang harus ditaat oleh siswa hingga menimbulkan ketertundukan. Dengan
demikian, sebagai subjek siswa memiliki kebebasan, sebagai objek siswa memiliki
ketertundukan sebagai kewajibannya.
·
Tringa, Ngerti-Ngrasa-Ngalokoni
Ki Hadjar mengartikan pendidikan sebagai
daya upaya memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat
memajukan kesempurnaan hidup, yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya. Salah satu nilai luhur bangsa Indonesia yang
merupakan falsafah peninggalan Ki Hadjar Dewantara yang dapat diterapkan yakni
tringa yang meliputi ngerti, ngrasa, dan nglakoni . Ki
Hadjar mengingatkan, bahwa terhadap segala ajaran hidup, cita-cita hidup yang
kita anut diperlukan pengertian, kesadaran dan kesungguhan pelaksanaannya. Tahu
dan mengerti saja tidak cukup, kalau tidak merasakan menyadari, dan tidak ada
artinya kalau tidak melaksanakan dan tidak memperjuangkannya.
6. Jelaskanlah pandangan saudara tentang
peranan masyarakat dalam sistem pendidikan nasional kita saat ini!
Jawab
Masyarakat adalah kumpulan
individu dan kelompok yang diikat dalam kesatuan negara, kebudayaan, dan agama
yang memiliki cita-cita,peraturan-peraturann dan sistem kekuasaan tertentu. Sedangkan
partisipasi masyarakat merupakan ikutsertaan masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi program pembangunan.
Selama ini penyelenggaraan
partisipasi masyarakat di Indonesia terbatas pada keikut sertaan anggota
masyarakat dalam implementasi atau penerapan program-program pembangunan. Hal
ini dipahami sebagai upaya mobilisasi untuk kepentingan pemerintah dan negara.
Dalam implementasi partisipasi masyarakat, seharusnya anggota masyarakat merasa
bahwa tidak hanya menjadi objek dari kebijakan pemerintah namun harus dapat
mewakili masyarakat itu sendiri dengan kepentingan mereka. Perwujudan
partisipasi masyarakat dapat dilakukan secara individu atau kelompok, spontan
atau terorganisir, secara berkelanjutan atau sesaat.
Partisipasi adalah proses aktif
dan inisiatif yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu
kegiatan nyata apabila terpenuhi olehh tiga faktor pendukungnya, yaitu :
- Adanya kemauan
- Adanya kemampuan
- Adanya kesempatan
Post a Comment