Pakar Sosiolinguistik Prof Fathur Rokhman mengatakan pemerintah harus
berorientasi pada model pembelajaran Bahasa Indonesia yang komunikatif
bukan pada model grammatikal.
"Jadi orientasi pembelajaran Bahasa
Indonesia pada model kompetensi yang komunikatif dan bermakna.
Materi-materi pembelajaran tersebut di dalam fungsi komunikasi yang
dilakukan di masyarakat serta ruang publik di dalam bidang profesional
dan industri," kata kata Fathur Rokhman kepada ANTARA, di Jakarta,
Kamis.
Menurut dia,pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah harus
dikembalikan kepada orientasi pembelajaran bahasa pada fungsi komunikasi
bahasa secara baik dan benar bukan lagi pada pengetahuan bahasa yang
selama ini masih marak di buku-buku sekolah.
Hal itu bertujuan
untuk membuat pembelajar mengetahui benar bahasa yang dipelajari dengan
segala macam kosakata Bahasa Indonesia.
Karena itu, kata dia, guru
dituntut lebih kreatif dalam menerapkan varian kosakata dengan
menggunakan contoh atau ilustrasi yang sesuai dengan situasi
pemakaiannya agar peserta didik terbiasa berbahasa Indonesia dengan
baik.
"Guru bisa memberikan tugas menulis, memahami bacaan,
bercerita dengan menggunakan imajinasi, dan lain-lain " ujar Pembantu
Rektor Bidang Pengembangan dan Kerja sama Universitas Negeri Semarang
(Unnes) tersebut.
Hal senada juga diungkapkan Dosen Program Studi
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas
Indonesia (FIB UI), Untung Yuwono. Menurut dia, saat ini paradigma yang
digunakan adalah paradigma komunikatif.
Ia mengatakan paradigma
komunikatif bertujuan untuk membuat pembelajar mengetahui benar bahasa
yang dipelajari dengan segala variannya yang disesuaikan dengan situasi.
Karena itu, guru dituntut memiliki energi yang besar dalam mengajar bahasa Indonesia berbasis paradigma komunikatif ini.
"Tenaga
pendidik tentunya diharuskan kreatif dalam menyiapkan bahan ajar dan
cara pengajaran yang menyenangkan sehingga para siswa dapat belajar
bahasa dengan menyenangkan," ujar dia.
Sebelumnya, Kepala Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Mahsun berpendapat, bahasa Indonesia saat ini hampir tidak menjadi tuan
di rumah sendiri.
"Kita saksikan bagaimana kondisi bahasa
Indonesia saat ini yang hampir tidak menjadi tuan di rumah sendiri,"
kata Mahsun pada Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2012 yang di Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta, Selasa.
Sumber : ANT
+ comments + 1 comments
hmmm hrus dipraktekkan scr lngsung
Post a Comment