Atas dasar cinta, seseorang rela melakukan apa saja, bahkan untuk
beberapa hal yang cukup tidak masuk akal. Kita pun sama halnya, disaat
sedang jatuh cinta, ada hasrat dimana ingin selalu sempurna dimata
pasangan kita. Rasa takut kehilangan adalah faktor utama kenapa kita
selalu ingin berjuang demi nama cinta. Tak pernah terpikir sama sekali
akan melakukan sesuatu di luar nalar. Saat sedang jatuh cinta, semua
seperti gelap mata. Apapun yang dilakukan sepertinya sah-sah saja selama
itu karena cinta. Tapi semua tentu ada batasnya. Ada beberapa hal yang
tidak perlu dilakukan demi cinta, apa saja ?
Merubah jati diri
Memang sulit memiliki kekasih yang notabenya adalah penggemar K-pop.
Terbiasa melihat tokoh seperti Lee Seung Gi dan Suzy, rasanya melekat
sudah dihati. Setiap kali bertemu pasti itu lagi-itu lagi yang di
bicarakan. Sampai akhirnya kamu pun memutuskan untuk menjadi seperti
tokoh yang dia idolakan. Mungkin tidak dengan operasi plastik, tapi
merubah penampilan secara total bukankah itu aneh ? Demi cinta, bagi
kamu mungkin hal yang biasa, tapi bagi orang lain pasti akan menjadi
tanda tanya. Jadi, sebesar apapun rasa cinta kamu terhadap pasangan,
cintailah dia sewajarnya tanpa harus merubah jati diri. Kekasihmu boleh
saja memiliki tokoh idola, tapi mereka tidak akan lebih berharga dari
kamu yang adalah nyata sebagai kekasihnya.
Terlalu berani
Katanya cinta itu harus rela berkorban, bahkan nyawa pun harus rela
dipertaruhkan demi seseorang yang kita cintai. Hmm .. memang kamu berani
? Contohnya nih, kamu sedang asyik berkencan dengan pacar yang sudah
digandeng selama sebulan. Namun tiba-tiba ada preman bawa golok, kamu
memilih diam ditempat dan menuruti apa kata preman atau lari
terbirit-birit ? Well, karena kamu malu dibilang banci, kamu pun
akhirnya menghadapi dengan berani. Tapi apa keberanian itu cukup,
sedangkan kamu tidak memiliki bekal sama sekali, ya .. minimal bela diri
? Itu sih cari mati namanya. Rela berkorban, tidak selalu harus dengan
nyawa. Boleh menarik simpatinya, tapi bukan dengan cara yang ekstrim
seperti ini. Dia mungkin akan memilih berlari ketimbang melihat kamu
dipukuli.
Menyakiti diri sendiri
Seringkali kita melihat atau mendengar seseorang yang apabila patah
hati, ia lantas bunuh diri. Dan tidak sedikit pula yang karena gagal
percintaannya, ia lantas memukul, membanting, dan berpesta minuman keras
dengan alasan agar rasa sakitnya terobati. Ia berkata, karena ia sangat
cinta, maka ia tidak terima ketika kekasih meninggalkannya pergi begitu
saja. Ia pun berkata, karena ia sangat cinta, maka ia tidak terima jika
kekasihnya dimiliki orang selain dia. Oke, saya mengerti bagaimana
perasaan mereka yang mengalami hal ini. Tapi stop menyakiti diri hanya
karena alasan cinta. Pikirkan orang-orang disekitar anda yang pasti ikut
terluka hatinya ketika melihat anda bertindak tidak tepat.
Hasrat seksual
Ini memalukan, tapi memang benar. Bila saya berbicara hal terburuk
mengenai pergaulan saat ini, mungkin banyak yang diantaranya sudah
mengerti maksud saya. Ya, hasrat seksual memang seyogyanya dimiliki oleh
setiap manusia. Namun sayang, tidak sedikit diantaranya yang berhasrat
melakukan tindakan seksual bukanlah pada waktunya. Atas nama cinta,
tidak sedikit pasangan yang mengumbar kemesraan di depan umum, bahkan
sampai dengan membujuk agar sang kekasih “mau” melakukan seks sesuai
keinginannya. Dan sekali lagi, atas nama cinta, si pembujuk berkata,
“kalau kamu sayang sama aku buktiin dong, dan buat aku percaya kalau aku
adalah segalanya.” Hmm .. ironis memang, tapi hal ini kembali kepada
setiap individu. Cinta sih cinta, tapi apa harus mengotorinya ? Ingat
lho .. masa depan kamu masih sangat panjang.
+ comments + 1 comments
hmmmm bru tw ane heheh mklum msh jomblo jgn lupa komen back ya
Post a Comment